CARDIAC RESYNCRONIZATION THERAPY (CRT)


1. Pengertian (Definisi) : 
CRT adalah: pemasangan alat dengan tujuan pemberian stimulasi voltase rendah yang melibatkan 3 daerah stimulasi jantung : atrium kanan, septum ventrikel kanan dan sinus koronarius yang bertujuan untuk mengatasi ventricular disinkroni dan memperbaiki efisiensi kontraktilitas jantung pada pasien gagal jantung dengan pompa sistolik rendah serta masih memiliki keluhan dengan terapi medikamentosa yang optimal.
Gagal Jantung adalah sindroma klinis ditandai gejala dan tanda abnormalitas struktur dan fungsi jantung, yang menyebabkan kegagalan jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen metabolisme tubuh. Disertai adanya bukti penurunan fungsi jantung melalu Ekokardiografi berupa penurunan fungsi ejeksi ventrikel kiri. Pasien telah diberikan terapi secara optimal, tetapi masih memiliki keluhan.

2. Anamnesis : 
- Cepat lelah bila beraktifitas ringan (mandi, jalan > 300 m, naik tangga)
- Kaki bengkak simetris
- Terbangun tengah malam dengan sesak nafas, tidak dapat tidur terlentang lama, nyaman tidur dengan bantal tinggi
- Telah dikenal memiliki kelainan Gagal Jantung Kronis dengan penggunaan obat2 an yang masih mengeluhkan gejala meskipun telah mendapatkan terapi optimal
- Ataupun pada pasien dengan permanent fibrilasi atrium dan gagal jantung kronis yang telah dilakukan ablasi AV junction dan pemasangan PPM dan telah menerima terapi secara optimal tetapi tetap memiliki keluhan.
- Ataupun pada pasien yang telah menggunakan pacu jantung permanent yang kemudian berkembang dan memiliki gagal jantung kronik meskipun telah mendapatkan terapi optimal.
- Ataupun pada pasien dengan gagal jantung kronis yang telah mendapatkan terapi medika mentosa optimal, tetapi masih mengeluhkan gejala dan memiliki irama ventrikel aritmia yang mengancam.

3. Pemeriksaan Fisik : 
- Sesak nafas, frekuensi nafas rerata > 22x/mnt saat istirahat
- Frekuensi nadi > 100 x/mnt, kecil dan cepat
- Iktus kordis ke lateral saat palpitasi
- Peningkatan tekanan vena jugularis
- Hepatomegali (+/-), hepatojugular reflux (+)
- Edema tungkai biasanya dekat pada mata kaki
- Asites


4. Kriteria Diagnosis : 
1. Memenuhi Kriteria Mayor dan Minor untuk Gagal Jantung (minimal satu gejala mayor dan 2 minor atau 3 gejala minor)
- Mayor : ortopneu, Paroksismal nocturnal dyspnoea), JVP naik, ronhki basah halus, pembesaran jantung dari Rontgen, riwayat atau mengalami Edema Paru Akut, Gallop S3, refluks hepatojugular.
- Minor : Edema tungkai bawah biasa dekat mata kaki, batuk malam hari, sesak nafas saat aktifitas lebih atau biasa, pembesaran hati, pleural effuse, takikardi.
- Ataupun pada pasien2 dengan yang telah dilakukan pemasangan PPM kemudian terjadi perkembangan memiliki Gagal Jantung, dan memenuhi kriteria gagal jantung.
2. Memiliki pemeriksaan Transtorakal Echocardiografi dengan : penurunan fungsi ejeksi fraksi ventrikel kiri < 40%, dapat disertai dengan adanya kelainan-kelainan lain seperti kontraktilitas tidak normal regional miokard, dilatasi ruang jantung, disinkroni ventrikel, fungsi diastolik terganggu ataupun daerah scar.
3. Dari EKG terdapat perpanjangan durasi kompleks QRS ≥ 120 ms, ataupun pada bentuk LBBB pada EKG, dan dapat saja disertai dengan kelainan irama tertentu dengan AV block, atrial fibrilasi, PVC, Sinus node dysfunction, ventricular arhytmia.
4. Jika telah dipasang PPM, maka EKG memperlihatkan irama pacing dengan telah adanya bukti penurunan fungsi pompa jantung pada criteria sebelumnya yang menjelaskan pasien menderita Gagal Jantung.
5. Atau pada pasien dengan AF permanent yang telah diablasi AV junction karena denyut nadi tidak terkontrol, sehingga dilakukan pemasangan PPM, EKG memperlihatkan irama pacing. Pasien telah dikenal memiliki Gagal Jantung ataupun kemudian berkembang menjadi gagal jantung saat menggunakan PPM.

5. Diagnosis Kerja 
Pemasangan CRT   

6. Diagnosis Banding : - 
  

7. Pemeriksaan Penunjang :
1. Elektrokardiografi (EKG)
2. Laboratorium darah: hematologi rutin, faktor koagulasi, fungsi ginjal, HbsAg dan anti HCV, elektrolit
3. Ekokardiografi trans thorakal
4. Foto rontgen toraks

8. Terapi :
Definitif :
Pemasangan CRT dengan :
- CRT- Pacing (tanpa adanya aritmia ventrikel mengancam)
- CRT- Defibrillation (dengan adanya aritmia ventrikel yang mengancam)    

    
9.  Prosedural :
Prosedural :
Cairan dan obat-obatan
1. Betadine cair 10 % 150 ml
2. Marcain 0,5 % 2 floc
3. Unasyn 1,5 gr 2 floc
4. DBP 1 amp
5. Pethidine 1 amp
6. Dormicum 1 amp
7. Nacl 0.9 % 1 zalf
8. Aqua 25 ml 1 floc
9. Infus set 1 buah
10. Sarung tangan steril 3 buah

Persiapan alat-alat :
1. Scapel disp no. 21 1 buah
2. Kasa steril 4 bks
3. Depper steril 10 bh
4. Benang silk 0 1 bh
5. Benang silk 2/0 1 bh
6. Benang plaint gmt 2/0 1 bh
7. Benang dexan 2/0 1 bh
8. Disp syringe 10 ml 4 bh
9. Disp syringe 2,5 ml 4 buah
10. Generator Biventriculaer set sesuai kebutuhan

Persiapan Alat :
- Sarung tube Xray steril 1 Buah
- Plastik steril/perlak steril 1 Buah
- Surgical cable steril 1 Bauh
- Sarung tube Xray steril 1 buah
- Plastik steril/perlak steril 1 buah
- Surgical cable steril 1 buah
- Peel away/introducer sheath 2 set sesuai ukuran
- Guiding cateter sesuai ukuran 1 buah dan model
- Electroda kateter untuk 1 buah sinus coroarius
- Balon kateter 1 buah
- Guide wire HTF 0.014” 1 buah atau sesuai kebutuhan
- Torque 1 buah
- Disp syringe 20 ml 1 buah
- Alat biventricular pacing 1 set sesuai kebutuhan
Rincian Prosedur :
1. Pasien di tidurkan di meja tindakan
2. Lakukan pemasangan monitor EKG 6 lead/extremitas, NBP dan pulse oximetry
3. Tempelkan elektrode programmer di bawah clavicula kanan dan kiri serta abdomen kanan dan kiri lalu sambungkan ke programmer
4. Pasang oxygen dengan lingkup/nasal untuk maintenance
5. Desinfeksi daerah subpektoralis mayor, dagu leher serta bahu kiri dan kanan dengan betadine cair 10 % dan alcohol 70%
6. Tutup dengan doek dan plastic steril sedemikian rupa sehingga seluruh bagian tertutup dengan doek steril, tanpa mengganggu bernafas pasien dan operator bekerja
7. Dilakukan anesthesia lokal dengan obat anestei lokal 0,5% pada lokasi sayatan sepanjang + 5 Cm
8. Lakukan insisi sepanjang 3-5 cm ± sebesar ukuran generator.
9. Pungsi vena subclavia menggunakan jarum pungsi sampai darah vena keluar dengan bebas
10. Masukan guide wire kemudian jarum di tarik keluar pertahankan guide wire agar tidak tercabut
11. Lakukan langkah 9 – 10, sehingga dua guide wire terpasang dengan baik
12. Fiksasi salah satu guide wire ke linen dengan klem /mosquito sedemikian rupa sehingga tidak tercabut saat manipulasi kateter.
13. masukkan pell away.introducer menyusuri guide wire yang bebas, lalu aspirasi dan flush dengan cairan NaCL heparin 1:5 iu
14. Masukan guiding kateter Sinus Coronarius (SC), melalui pell away, sambungkan dengan Y conector dan line kontras
15. Selanjutnya guide kateter diarahkan ke SC, sedemikian rupa sehingga guide kateter terpasang /engage dengan baik
16. Dengan bantuan Guide wire 0.014”, balon PTCA dimasukan ke SC untuk membuat angiografi SC. Saat angiografi kembangkan balon, sehingga kontras terisolasi dan vena tervisualisasi dengan baik.
17. Dengan bantuan Injection kontras guide wire diarahkan ke vena koroner yang terletak pada dinding pastero – lateral atau pastero – inferior dari ventrikel kiri.
18. Selanjutnya lead dimasukkan ke vena cardiac lateral (marginal) (LCV) atau vena cardiac pastrolateral (PLCV)
19. Masukan stilet ke dalam lead untuk memfixasi, kemudian keluarkan stilet tersebut.
20. Lakukan pengukuran threshold, lead di sambungkan ke surgical cable steril, lakukan pengukuran : out put, current, R wave, resistance. Lakukan stimulasi dengan out put 10 volts dan melihat adanya kontraksi diafragma atau dinding dada.
1. Guide wire HTF dikeluarkan dengan mempertahankan posisi lead pada tempat semula/awal
22. Guiding sheath disobek dengan pisau yang tersedia sambil mempertahankan lead pada posisi awal
23. Peel away dikeluarkan dengan mempertahankan posisi lead
24. Lead difiksasi dengan benang silk O, Penempatan lead LV telah selesai.
Pemasangan Lead RA dan RV
1. Vena cephalica dibebaskan, dan di fiksasi
2. Buat sayatan kecil pada vena cephalika, dengan dibantu dilatar vena, lead di masukan ke vena agar ada daya dorong, stilet didorong samapi lead menjadi lebih keras. Setelah lead masuk vena subclaria stilet di tarik + 5 cm dan lead didorong terus sampai Right Atrium (RA)
3. Masukkan lead RV dorong hingga masuk ke ventrikel kanan, kemudian masukan ke arteri pulmonalis (PA), untuk memastikan bahwa lead tidak masuk ke sinus coronasius atau vena-vena cordia.
4. Kemudian lead ditarik kembali ke Right ventrikel (RV), hingga RVA. agar lead menjadi kaku kembali stilet diganti dengan yang lurus.
5. apex ventrikel kanan dan terselip diantara trabekel ventrikel kanan (untuk optimalnya ujung lead ventrikel kanan diletakan sejauh mungkin dari ventrikel kiri)
6. Dengan memaksimalkan jarak lead antara ventrikel kanan dan kiri tidak hanya menurunkan kemungkinan sensing jarak jauh, tetapi juga memperbaiki efektifitas
pacu BIV
7. Stilet di tarik kembali secukupnya, hubungkan lead dengan PSA dan dilakukan pengukuran threshold dengan cara:
a. Lead Bipolar: Lead di sambungkan ke surgical cable steril (negatip distal dan positif proximal)
b. Lead unipolar (negatif ke lead dan positif lead disambungkan ke arteri klem yang dijepitkan ke otot pasien).
c. Surgikal cable lesil disambungkan ke kabel PSA
d. Lakukang pengukuran : output, current, R wave, resistance dan stimulasi menggunakan output 10 volts
8. Lead difixasi dengan mengikat vena bagian proximal serta memasang jangkar ( anchor) dan memfixasinya ke fascia dengan benang
silk O
9. Kembali ke guide wire yang satunya, masukan peel away ke guide wire, kemudian dilator dan guide wire di cabut
10. Ambil guide wire yang di klem
11. masukkan pell away.introducer menyusuri guide wire, lalu aspirasi dan flush dengan cairan NaCL heparin 1:5 iu
12. Melalui peel away masukan lead atrial dengan stilet terpasang di dalamnya, setelah melalui pell away stilet ditarik + 5 Cm dan lead didorong sedemikian rupa ditempatkan di aurikel atrium kanan
13. Lakukan pengukuran threshold yaitu lead di sambungkan ke surgical cable steril, lakukan pengukuran : output, current, P Wave dan resistance, lakukan stimulasi dengan output 10 volts dan melihat adanya kontraksi diafragma atau dinding dada.
14. Peel away dikeluarkan dengan mempertahankan posisi lead
15. Fixasi lead dengan benang silk O
16. Buat kantong/Pocket generator dengan membebaskan secara tumpul jaringan subcutan ke arah bawah diatas musculus pektoralis bagian lateral (besarnya disesuaikan dengan kebutuhan)
17. flush kantong / Pocket dengan unasyn 1,5 gram
18. Lead dihubungkan dengan generator sesuai “instruction for use” dan kencangkan skrup hingga terdengan bunyi ”klik” 3X.
19. Generator dan lead di masukkan ke dalam kantong, sedemikian rupa lead berada pada dibagian dalam, untuk menghindari lead terpotong saat dilakukan replace PPM.
20. Tutup luka sayatan lapis demi lapis dengan memperhatikan bahwa baik letak generator maupun regangan dari lingkaran lead yang tersisa tidak menimbulkan regangan kearah kulit yang berlebihan Yang berakibat menghambat penyembuhan luka sayat yang tidak atau necrosis tekan pada kulit dikemudian hari
21. Luka dioles betadine cair 10 % dan NaCL 0.09% dan penutup luka steril.
22. Merekam EKG 6 lead

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN :
1. Pasien terpasang infus dilengan kanan
2. Pasien terpasang folley cateter
3. 1 jam sebelum tindakan pasien sudah di profilaksis dengan unasyn 1,5 gram iv
4. Obat-obatan selama tindakan atas order operator/dokter
5. Konsul anesthesia bila diperlukan
6. Siapkan pasien untuk persiapan general anestesi



10. Edukasi:
1. Mengenali tanda dan gejala secara mandiri
- Penjelasan mengenai definisi gagal jantung dan kegunaan alat, tujuan pemasangan alat serta menghindari kondisi2 tertentu yang dapat mempengaruhi kerja alat.
- Alat yang dipasang dapat menghasilkan manfaat optimal dengan tetap meminum obat teratur dan tetap kontrol teratur
2. Tindakan yang harus dilakukan
- Tahapan awal yang harus dilakukan ketika timbul tanda dan gejala, seperti gejala gagal jantung yang memberat, maka pasien tetap istirahat, minum obat yang dianjurkan, kurangi asupan cairan, ketika keluhan tidak hilang harus segera ke pelayanan kesehatan terdekat
3. Tindakan lanjut / terapi definitif
- Reprogram rutin alat untuk penilaian fungsi alat
- Pemeriksaan rutin jantung untuk menilai kemajuan fungsi jantung   

11. Prognosis 
Ad vitam : bonam
Ad sanationam : bonam
Ad fungsional : bonam

12. Tingkat Evidens 
I pada CHF + QRS > 150 ms
I pada CHF + QRS ≥ 120 ms
I pada AF post ablasi AVJ + CHF
I pada CHF post PPM pada Kelainan Aritmia
(Upgrade ke CRT)

13. Tingkat Rekomendasi 
I-A pada QRS > 150 ms
I-B pada QRS ≥ 120 ms
I-A pada AF post Ablasi AVJ + CHF
I-B pada CHF post PPM pada Kelainan Aritmia (Upgrade ke CRT)

14. Penelaah Kritis
1. DR. Dr. Yoga Yuniadi, SpJP(K)
2. Dr. Dicky A Hanafy, SpJP(K)
3. Dr. Sunu Budhi Raharjo, PhD, SpJP
4. Dr. BRM Aryo Suryo K, SpJP
5. Agus Susanto, Skep
6. Westri Ambarsih, Skep
7. Rosita Akip, SKep

15. Indikator Medis 
1. Pacing biventrikel mendekati 100%
2. Keberhasilan naiknya LVEF dan penurunan durasi QRS


16. Kepustakaan
1. 2013 ESC guidelines on cardiac pacing and cardiac resynchronization therapy, European Heart Journal 2013;34: 2281- 2329.
2. Tom Kenny. The Nuts and Bolts of Cardiac Resynchronization Therapy. Blackwell Futura, 2007.
3. Pedoman Terapi Memakai Alat Elektronik Kardioaskular Implan (ALEKA). PERKI 2014.

11. Indikator Medis :
     8



sumber :
PPK dan CP penyakit jantung dan pembuluh darah

ADVERTISEMENT
Panduan Praktik Klinis Jantung dan Pembuluh Darah

About Panduan Praktik Klinis Jantung dan Pembuluh Darah

http://ppkjantungpembuluhdarah.blogspot.co.id bukan di tulis oleh organisasi PERKI... namun isi tulisan ini bersumber dari PPK dan CP Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah yang di susun oleh PERKI... tujuan penulisan ulang adalah semata-mata untuk menyebarkan informasi kesehatan sebanyak-banyaknya ke masyarakat terutama untuk praktisi medis... semoga tulisan ini meningkatkan pengetahuan medis warga indonesia. kami akan sangat berterimakasih sekali buat saran, masukan, pendapat yang di berikan buat kami : jantungpembuluhdarah@gmail.com

Subscribe to this Blog via Email :