GAGAL JANTUNG AKUT (CONGESTIVE HEART FAILURE)

GAGAL JANTUNG AKUT ( ACUTE CONGESTIVE HEART FAILURE)


1. Pengertian (Definisi) : 
adalah sindrom klinis disfungsi jantung yang berlangsung cepat dan singkat (dalam beberapa jam dan atau hari )

2. Anamnesis : 
  - Sesak nafas: mendadak, pada posisi tidur terlentang, terutama malam hari
  - Rasa lelah dapat terjadi saat aktivitas maupun istirahat
  - Batuk-batuk tidak produktif, terutama posisi baring
  - Progresivitas perburukan dalam hitungan hari.

3. Pemeriksaan Fisik :
   - Pernafasan cepat, lebih dari 24 x/menit (takipnoe)
   - Nadi cepat (takikardi) dan lemah ( >80 x/menit )
   - Tekanan vena jugular meningkat
   - Ronki basah halus
   - Gallop
   - Waktu Pengisian kapiler memanjang (> 2 detik)


4. Kriteria Diagnosis : 
  1. Sesuai anamnesis
  2. Sesuai tanda-tanda pada Pemeriksaan Fisik

5. Diagnosis Kerja 
   Gagal Jantung Akut meliputi :
  GAGAL JANTUNG AKUT(I50)
  ACUTE SYSTOLIC (CONGESTIVE) HEART FAILURE (I50.21)
  ACUTE ON CHRONIC SYSTOLIC (CONGESTIVE) HF (I50.23)
  ACUTE DIASTOLIC (CONGESTIVE) HEART FAILURE (I50.31)
  ACUTE ONCHRONIC DIASTOLIC (CONGESTIVE) HF(I50.33)
  ACUTE COMBINED SYSTOLIC (CONGESTIVE) AND (I50.41)
  DIASTOLIC (CONGESTIVE) HEART FAILURE
  ACUTE ONCHRONIC COMBINED SYSTOLIC (I50.43) (CONGESTIVE) AND
  DIASTOLIC (CONGESTIVE) HF

6. Diagnosis Banding : 
   1. Pneumonia
   2. Asthma bronchial akut
   3. PPOK dengan eksaserbasi akut

7. Pemeriksaan Penunjang :
  1. EKG
  2. Rontgen dada PA
  3. Lab. : Hb, Ht, lekosit, kreatinin, GDs, Na+,K+, CKMB, hs Troponin T, natriuretic peptide, analisagas darah pada kondisi yang berat
  4. Pulseoxymetry
  5. Echocardiografi (NT pro BNP jika tersedia)

8. Terapi :
     Terapi pada fase akut meliputi:
a. Terapi Oksigen
- Berikan O2 nasal 2-4L/menit, disesuaikan dengan hasil pulseoxymetry. Bila diperlukan, O2 dapat diberikan dengan masker nonrebreathing atau rebreathing bila tidak membaik dalam waktu 1/2 jam
- Bila saturasi oksigen tetap rendah dengan mask atau ada distress pernafasan, digunakan CPAP.
- Bila distress pernafasan tidak membaik dan atau tidak toleran dengan CPAP dilakukan intubasi
b. Obat-obatan
- Furosemid intravena:
Bolus 40 mg (bila tidak dalam pengobatan diuretic sebelumnya), 2,5x dosis sebelumnya (bila sebelumnya sudah minum diuretik)
- Nitrogliserin infus
Dimulai dari 5 microgram/menit, bila tekanan darah sistolik >110 mmHg, atau ada kecurigaan sindroma koroner akut.
- Morphin Sulfat injeksi, 2 sd4 mg bila masih takipnoe
- Dobutamin mulai 5 mcg/kgBB/menit bila tekanan darah <90 mmHg
- Dopamine mulai dari 5 mcg/kgbb/menit bila TDs <80 mmHg
- Noradrenaline mulai dari 0.02 mcg/kgbb/mnt bila TDs <70 mmHg
- Digoksin IV 0,5 mg bolus bila fibrilasi atrium respon cepat, bias diulang tiap 4 jam hingga maksimal 1 mg
- Captopril mulai dari6.25mg bila fase akut telah teratasi.

   
9.  Edukasi :
     1. Edukasi kepatuhan terhadap pengobatan
     2. Edukasi pembatasan cairan dan garam
     3. Edukasi pengaturan aktivitas fisik
     4. Edukasi pengendalian faktor risiko

10. Prognosis :
      Ad vitam : dubia ad bonam
      Ad sanationam : dubia ad bonam
      Ad fungsionam : dubia ad bonam

11. Indikator Medis :
     80% pasien dengan gagal jantung akut teratasi dalam jangka waktu7 hari



sumber :

ADVERTISEMENT
Panduan Praktik Klinis Jantung dan Pembuluh Darah

About Panduan Praktik Klinis Jantung dan Pembuluh Darah

http://ppkjantungpembuluhdarah.blogspot.co.id bukan di tulis oleh organisasi PERKI... namun isi tulisan ini bersumber dari PPK dan CP Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah yang di susun oleh PERKI... tujuan penulisan ulang adalah semata-mata untuk menyebarkan informasi kesehatan sebanyak-banyaknya ke masyarakat terutama untuk praktisi medis... semoga tulisan ini meningkatkan pengetahuan medis warga indonesia. kami akan sangat berterimakasih sekali buat saran, masukan, pendapat yang di berikan buat kami : jantungpembuluhdarah@gmail.com

Subscribe to this Blog via Email :